Translate

Kamis, 13 September 2012

BETERNAK ITIK


PENDAHULUAN

Itik merupakan salah satu ternak unggulan utama setelah sapi potong, yang dikembangkan di Indonesia sebagai sumber protein bagi masyarakat. Berdasarkan nilai gizi yang dikandung, daging itik merupakan salah satu komponen pendukung upaya swasembada daging di Bali. Namun demikian peranan itik sebagai sumber protein merupakan prioritas kedua dibandingkan sebagai sarana upacara keagamaan di Bali. Hampir satu juta ekor itik hidup dibutuhkan oleh masyarakat setiap 6 bulan untuk mendukung aktivitas keagamaan yang rutin di Bali. Namun jumlah populasi itik yang tersedia per tahun tercatat sekitar 500-900 ribu ekor. Jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan rutin yang ada, sehingga pemenuhan kebutuhan itik tersebut, masih didatangkan dari luar Bali. Untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan tersebut diperlukan pemeliharaan secara intensif.

Perkandangan
Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu :
1. kandang untuk anak itik (DOD) ada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
2. kandang brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
3. kandang layer (untuk itik masa bertelur) modelnya berupa kandang baterei (1 atau 2 ekor dalam 1 kotak) dan bisa juga kandang lokasi (kelompok) dengan ukuran kandang 3 x 2 m untuk 30 ekor itik dewasa Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat pakan, tempat minum dan mungkin perlengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam manajemen

Pembibitan
1. Pemilihan bibit dan calon induk Pemilihan bibit ada 3 (tiga) cara : - membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya - memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakkannya pada mentok, ayam atau mesin tetas - membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya. Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap
2. Perawatan bibit dan calon induk - Perawatan bibit Bibit yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut : bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik sebesar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral - Perawatan calon induk Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5-6 ekor betina

Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami)

Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit
2. Pengontrol Penyakit Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3. Pemberian Pakan Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase stater (umur 0-8 minggu).
Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.

Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu :
- umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
- umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran di lantai
- umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai
- umur 18 minggu – 72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus). Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan, biaya, baik tempat ransom sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
Pemberian minum itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu : - umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama air minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam - umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (secara terus menerus) - umur 28 hari – afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200 – 300 ekor. Tiap hari dibersihkan

4. Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada

Hama dan Penyakit
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah :
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab : bakteri Pasteurela avicida
Gejala : mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan
Pengendalian : Sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab : bakteri typhimurium
Gejala : pernafasan sesak, mencret
Pengendalian : Sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat
Manfaat
1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri
2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging dan juga pembibitan ternak itik
3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija
4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pension
5. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat

DINAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KARANGASEM
Jl. Ngurah Rai No. 61 Telp. (0366) 21160 AMLAPURA 80811

Tidak ada komentar:

Posting Komentar